POLITIK : POLEMIK DIBALIK MERAJALELANYA #2019GantiPresident
TRUSTMINUTES - #2019gantipresiden semakin ramai diperbincangkan menjelang pemilihan presiden di tahun depan. Sebagian dari masyarakat Indonesia sudah tidak malu-malu dalam menunjukkan sikapnya terhadap pilihan mereka di 2019. Terutama para pengguna media sosial. Mereka sengaja menggaung gaungkan calon presiden pilihan mereka dengan salah satunya menggunakan #2019gantipresiden.
Memang di tahun 2019 nanti akan menjadi demokrasi besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tak hanya pergantian Presiden, para dewan legislatif pun akan melakukan pemilihan juga yang mewakili suara-suara rakyat. Tentunya berbagai macam manuver politik pun telah dirancang dan didesain sedemikian rupa agar menarik simpati masyarakat. Dan salah satunya manuver politik yang sangat menonjol ialah #2019gantipresiden ini.
Berbagai kalangan ikut menanggapai terkait hastag ini yang telah menimbulkan berbagai macam reaksi. Tak ketinggalan pun para civitas academica yang ikut memaparkan pendapatnya mengenai viral-nya hastag yang sudah menjadi sebuah icon bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapatnya.
“Ya sebetulnya dalam tataran wacana itu tidak terlalu bermasalah. Karena setiap orang silahkan saja ingin punya pendapat,keinginan,dan sebagainya. Tapi perlu dipertimbangkan eksesnya.kalau itu bisa menyebabkan terjadinya konflik, perpecahan, kemudian pertentangan pertentangan secara horizontal. Maka ya barangkali apa tidak sebaiknya diurungkan saja atau dilaksanakan di lingkungan terbatas yang tidak melibatkan publik atau masyarakat keseluruhan pada umumnya.” Ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Muhammad Noor , Senin(10/09/2018).
Menurut Noor #2019gantipresiden bisa menciptakan konflik dan perpecahan melihat kondisi masyarakat Indonesia yang beragam. Ia juga mengungkapkan perihal komentar komentar buruk hasil respon dari #2019gantipresiden yang terdapat di media sosial dan menurutnya ini bisa menggiring kepada berita hatespeech ataupun black campaigne sendiri.
Ramainya tagar tersebut juga disambut positif oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi Unmul mengingat #2019gantipresiden sebagai upaya menyalurkan aspirasi masyarakat dan itu menjadi indikator akan sehat nya demokrasi di Indonesia.
“Menurut pendakatan ilmu komunikasi,itu merupakan salah satu cara berkomunikasi politik untuk mendapatkan masukan, mendapatkan data. Mana yang lebih dominan, apakah ganti ataukah 2 periode.” Ujar Hairunnisa selaku Kepala Prodi Ilmu Komunikasi Unmul.
Sama halnya dengan Noor, Hairunnisa juga menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk bijak dalam menyikapi tagar tersebut. Jangan sampai menimbulkan kearah yang negatif seperti menyebarkan berita bohong atau menjatuhkan salah satu pihak dengan menyebarkan informasi yang kurang berkenan karena saat ini hal hal tersebut sangat rawan terjadi terutama menjelang 2019. Diharapkan masyarakat cerdas dalam mencerna semua informasi yang diterima.
Penulis: Najahatul Hananah
Redaktur: Jeri Rahmadani
Editor: Nawwar Hayy Hastuty
Komentar
Posting Komentar