KAMPUS : FKIP DIKEPUNG BANJIR
TRUSTMINUTES
- Banjir
merupakan masalah yang masih belum dapat diatasi di Kota Samarinda, akibatnya
meluapnya aliran sungai mahasiswa FKIP tidak dapat melaksanakan proses belajar
seperti biasanya. Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan sudah tidak asing lagi
di dengar oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Mulawarman. Sudah
kurang lebih 3 tahun FKIP Unmul Gunung Kelua ini selalu tergenang air setelah
turun hujan lebat. Namun, sampai sekarang pun hal itu belum menjadi perhatian
dari pihak-pihak yang berwenang.
Andi Elya Atul Fadillah, mahasiswa FKIP prodi
Pendidikan Biologi 2016, mengatakan bahwa banjir sering terjadi di kampus FKIP membuat suasana belajar kurang
kondusif dan perkuliahan tidak berjalan normal dikarenakan banyak mahasiswa
yang tidak masuk kuliah. “ Setiap banjir ada beberapa ruangan yang rendah sehingga
terkena banjir. Untuk masuk sampai ke kelasku itu tidak pernah soalnya ruang
kelas biologi selalu di atas, biasanya yang kena banjir itu ruang kelas bawah
yang dekat parkiran motor didalam” ujarnya.
Menurutnya, lingkungan FKIP saat ini masih jauh dari lingkungan hijau seperti
kurangnya pepohonan yang ada disekitar kampus FKIP sehingga akibatnya ketika
hujan deras air meluap dan tidak tau arahnya karena kurangnya tempat untuk
daerah resapan air, selain itu juga banyaknya sampah yang menumpuk di daerah
sungai Gelatik sehingga membuat sungai meluap ketika hujan turun.
“Pernah saat itu lagi hujan deras sehingga membuat
kolam ikan FKIP naik sampai masuk ke ruang dosen, sampai ada ikannya sedang
berenang-renang, dan saya tidak habis pikir sampai separah itu ya awalnya saya
kaget tetapi lama-kelamaan saya sudah biasa.”lanjutnya
Selain ruang kelas dan parkiran motor, ada beberapa
sekretariat juga yang tergenang air. Sebelumnya Andi Elya Atul Fadillah
mengatakan “Pihak dekanat FKIP Unmul pernah menyatakan, salah satu penyebab
banjir sampai saat ini adalah banyaknya tambang batu bara di daerah hulu yang
membuat kampus utama FKIP terendam. Dimana dulunya lokasi kampus FKIP merupakan
kawasan terendah.”
Maka solusi
terbaik menurutnya, semestinya pihak fakultas atau rektorat memberikan
penjelasan kepada mahasiswa yang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi
sebenarnya. Karena kejadian banjir ini tidak sekali, dua kali saja, maka hampir
setiap turun hujan pasti selalu kampus FKIP tergenang air.
“Setiap banjir tidak ada pengumuman resmi tentang
libur namun karena sejumlah ruang perkuliahan juga terendam air setinggi 20 cm
sehingga tidak ada aktifitas perkuliahan, “ keluhnya.
“Mau apa lagi, namanya musibah. Jadi berbagai
aktifitas dihentikan sementara meskipun sampai kini tidak ada pengumuman resmi
dari pihak dekan atau rektor,” imbuh dia.
Sedangkan beberapa kampus di Unmul berada di atas
bukit sehingga aktifitas perkuliahan fakultas lain bisa berjalan dengan baik
antara lain, Fakultas Kehutanan, Fisipol, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik
dan Fakultas Kedokteran meskipun beberapa jalan menuju Gunung Kelua juga
terendam air.
Banjir di samarinda akibat tingginya curah dan itensitas
hujan bersamaan dengan air sungai yang pasang sehingga menyebabkan luapan air.
Pemkot samarinda bekerjasama dengan pemprov Kaltim sebelumnya telah melakukan
berbagai upaya mengatasi banjir salah satunya adalah dengan membuat
(penampungan air) pembenahan drainase serta pengerukan sungai-sungai yang ada
di Samarinda. Untuk itu sendiri masyarakat sekitar termasuk mahasiswa ikut
serta membantu mengambil langkah kecil pencegahan banjir seperti tidak membuang
sampah di selokan sehingga semua pihak tidak terugikan.
Penulis: Karina
Nur Fitriani
Redaktur: Rizki
Amalia
Komentar
Posting Komentar